Ini hasil karya @Cyelline1 buat project Anniversary kedua kita. Karena project kedua cuma dia yang ikutan ya.. otomatis pasti dia yang menang, woles deh-_- Happy reading!
"The Last Live"
“Hey heyyeah!!!!” Kata Velsa sambil lari-lari.
“Ehh, hey! Kenapa lo lari-lari? Kayak orang dikejar zombie tau gak?! Cuman kalau lo ini versi HAPPY..” kata Rahel.
“Hehehe, gak papa. Tadi gue ketemu sama orang ganteng lohh...” Kata Velsa.
“Orang? Ganteng? Hemmm... Aku tau, kamu lari gara-gara lihat cowok
ganteng yah? Wuuuu! Dasar! -_- Gatengan gue tau!“ Kata Rafael.
“Hehehe, gak papalah.. Wiii ke Pdan lo! Tapi dia itu Really Handsome!” Kata Velsa.
“Oh ya?” Kata Rahel.
“Iya, beneran! Sini deh gue tunjukkin!” Kata Velsa sambil narik tangan rahel sama rafael.
Rahel adalah anak yang gak terlalu mau bergaul dengan banyak orang
ataupun teman-temannya disekolah walaupun Rahel termasuk orang yang
ceria dan gak pendiam, dia hanya bergaul dengan sahabatnya sejak SD,
Rafael sama Velsa. Hanya karena ada orang yang dia sayangi, sudah
meninggal dunia. Orang itu adalah mamanya Rahel yang bernama Lissara
Mellyanti.
Rahel adalah kependekkan dari Snowrahel Mandy, itulah nama Rahel, murid
kelas XI IPA 5 yang lahir di Jepang dan keturunan Belanda.. Kalau Velsa
cuman keturunan Inggris, kalau Rafael keturunan Chinese..
Rahel sekolah di SMA yang cukup terkenal di kota dimana dia sekolah.
Sekolahnya itu super besar, udah kaya hotel beneran ._.V Sekolah mereka
juga ada taman yang agak luas, disitu tempat favorit Rahel, Rafael, sama
Velsa kalau lagi bored ataupun kalau gak ada kerjaan.
“Mana orangnya Vel?” Tanya Rafael.
“Itu tuh!” kata Delia nunjuk orang yang dimaksud.
“Ohh..” Kata Rahel.
“Kok jutek sih?” kata Velsa.
“Dia gak terlalu ganteng, lo-nya aja yang berlebihan. Lebay dehh..” kata Rahel.
“Yeee... lo aja yang belum tau! Wuu!” Kata Velsa.
“Ahh, udah ah! Masuk aja!” kata Rafael.
Mereka jalan menuju kelas..
Dikelas, banyak banget yang lagi ngerumpi. Tapi rafael, velsa, sama
Rahel cuek-cuek aja tuh! :D Beberapa menit kemudian, bel bunyi. Wali
kelas mereka dateng.
~SINGKAT CERITA~
Sekarang sudah istirahat, di kelas yang lain pada bicara’in sesuatu,
tapi rahel, rafael, sama velsa gak tau karena mereka gak suka ngerumpi
gitu.
Karena di kelas berisik, Rahel sama rafael keluar kelas, mereka mau ke
taman. Di taman itu udaranya sejuk banget, jadinya mereka betah disana
:D
Sampai di taman, mereka malah bored banget. Disitu tambah berisik, sama kayak dikelas._.
“Astaganaga.. Sebenernya ada apa sih?! Bikin bored tau gak?!” kata Velsa.
“Gak tau, apa mau samperin?” tanya Rahel.
“Okee!!!” kata rafael.
Dikerumunan itu mereka tanya sama orang-orang yang berisik sama berkerumun disitu.
“Ehh, ada apa sih emangnya?!” kata Velsa.
“Itu ada cowok ganteng...” kata salah satu orang di kerumunan itu.
“Hah? Cuman ada cowok ganteng aja jadi berisik gini?! Serius lo?!” Kata Rahel.
“Ehh, cowoknya ganteng tau! Dan yang jelas gue SERIUS!” Kata orang di kerumunan itu.
“Kayak gimana sih cowoknya? Gue juga ganteng tau!” Kata rafael yang jalan ngelewati kerumunan lain.
“Hey! Raf, mau kemana lo?” tanya Velsa.
Rafael gak jawab karena sibuk ngelewati kerumunan-kerumunan itu.
Karena velsa sama rahel juga penasaran, mereka ikut rafael. Mereka udah sampe dibaris depan.
“Itu cowoknya?” tanya rafael.
“Iyaaa! Ganteng kan?” kata orang di kerumunan itu.
“Beneran deh, orang disini kayak gak pernah ngelihat cowok ganteng tau gak? -.-“ Kata rahel.
“Sebenernya itu orang yang tadi gue bilang!” kata Velsa.
“Kita balik aja yuk! Berisik!” kata Rahel.
Mereka pun jalan-jalan keliling sekolah, cari ketenangan yang gak berisik cuman karena cowok ganteng.
Waktu lagi jalan, rafael balik ke kerumunan karena kelupaan sesuatu.
Rafael udah lari agak jauh, rahel sama velsa juga ikut lari nyusul
rafael.
Rahel gak kebiasaan lari, jadi dia gak bisa lari cepet kayak Velsa sama
Rafael. Belum lama larinya, rahel udah ngos-ngos-an kayak habis lari 5
meter. Karena gak mau ketinggalan, rahel lari terus.... tiba-tiba..
BRUGHK!!!!!!!!!! Rahel nabrak orang.
“Awww! I’m so sorry!” kata Rahel, Rahel biasa ngomong Inggris yaa...
“Ahh.. no problem.. You oke?” kata orang nabrak tadi.
“Yes, I’m oke.. But my forehead, aduh.. Agak sakit..” kata rahel yang
megang jidat karena kena buku yang covernya kaya ada kayunya gitu lah..
-_- *mungkin*
“Ehh, lo kalau jalan pake mata yah!” kata salah satu orang yang ngegerombol di belakang orang yang nabrak itu.
“Sorry, aku gak sengaja!” kata rahel.
“Udahlah.. dia gak salah kok! Ehmm.. ikut aku dulu ya!” kata orang itu.
“Kemana?” kata Rahel.
“UKS” kata orang itu.
“Gak, cuman sakit sedikit kok! Udah ya, gue gak papa” kata rahel.
“Katanya sakit!” kata orang itu.
“Gak kok udah gak!” kata rahel.
“Oh yaudah, kenalin gue Morgan. Ini Bisma, ini Dicky, ini Rangga!” kata Morgan.
“Ohh, anyway kalian anak baru yah? Gue baru lihat” kata rahel.
“iyaaa..” kata Dicky dengan senyumnya yang imut itu :D
“emm, gue kesana dulu ya. Anyway thanks yaa Gan!” kata rahel.
“oke ” kata Morgan.
Rahel jalan ke arah tadi rafael sama velsa lari.
Rahel sampe ditaman, dan rahel ngelihat dua orang. Rahel gak tau siapa itu. Rahel lari kearah mereka.
“Itu siapa?” kata rahel.
“Eh, rahel itu Ilham sama Reza! Dua orang yang tadi di gerombolin gara-gara mereka ganteng!” kata velsa sambil nunjuk orangnya.
“iya, terus sebenernya 4 orang lagi, namanya kalau gak salah Rangga, Dicky, Bisma, Morgan. Bener gak Ham?” Kata Rafael.
“Iya bener..” kata Ilham.
“Tadi gue ketemu mereka!” kata Rahel.
“Oh ya?” kata rafael, sama reza.
“Iyaa, mereka disana” kara rahel nunjuk arah tempat rahel ketemu sama Morgan.
Mereka cerita-cerita bareng disana.. Velsa yang paling seneng, kelihatan
banget, cerewetnya minta ampun! -_- Mentang-mentang ketemu sama cowok
ganteng gitu? -.-
“Anyway raf, tadi lo ngambil apa?” kata rahel.
“Ehhmm.. ehh.. ta.. tadi gue ngambil.. ehmm.. ehmm..” kata Rafael, ngomongnya terbata-bata. Kenapa sih Rafael?
“Tadi gue lihat dia ambil kertas gituh yang ketinggalan disini” kata velsa.
“Kertas? Kertas apa raf?” kata rahel.
“Ehmm.. bukan apa-apa kok! ” kata Rafael.
“raf, kasih tau dong! Masa di rahasia’in sih sama sahabat-sahabat lo?!” kata velsa.
“Gue udah bilang itu bukan kertas apa-apa kok!” kata rafael.
Karena Rafael bilang gitu, Rahel percaya-percaya aja. Rafael kan sahabat
rahel, pastinya harus percaya dong... Walaupun memang ada yang
disembunyiin. Mungkin itu privasi, jadinya rafael gak mau kasih tau,
wajar dong!
~SINGKAT CERITA~
Sudah tiga bulan berlalu, semejak kedatangan enam anak2 ganteng.
Sebenernya rahel sih seneng-seneng aja, itu hak mereka untuk sekolah
disini, dan seneng di sekolah ini. Tapi semejak mereka kesini, sekolah
rahel jadi rame dan berisik gitu. Beda banget sama biasanya.
Rafael pernah denger katanya Morgan itu bekas model, terus Morgan itu orangnya guaaanteng banget dan bla.. bla.. bla..
Velsa pernah denger kalau rangga itu dari belanda, terus reza ilham itu kakak adek.
Rahel pernah denger murid-murid bahas tentang pacar-pacar mereka gitu,
katanya sih klo ada yang gak punya pacar pada PDKT gituhh.. -_-
Semejak Rahel tabrakan sama Morgan itu, Rahel kayanya ada rasa suka sama
Morgan, tapi juga sama Rafael, kayaknya surat yang waktu itu
ketinggalan, ada hubungannya sama Rahel. Tapi gak tau bener apa gak...
Dan kayaknya morgan sama rafael juga suka sama rahel karena sikapnya yang aneh dan selalu kasih barang gituh buat rahel.
“Hel, Rahel!” panggil Morgan.
“Hey, Gan? What happen?” kata Rahel.
“Gak papa, gue cuman mau kasih lo coklat ini!” kata Morgan sabil kasih rahel sebatang coklat silverqueen yang besar.
“Nah loh, ini buat apa Gan?!” tanya rahel.
“Ya buat lo, buat dimakan lah! Masa dibuang-_-“ Kata Morgan.
“Hehehe :D Emang kenapa lo sering kasih coklat ke gue?” kata rahel.
“Ehmm.. gini loh! Jujur, semejak tabrakan sama lo, gu.. guee.. suka sama lo hel, gue jatuh cinta sama lo!” kata Morgan.
“Hah? Lo suka sama gue?” kata rahel.
“Iya, mau gak lo jadi pacar gue?” kata Morgan.
“Ehmm.. Gue mau-mau aja tapi....” kata Rahel.
“Hel?” Panggil Rafael sama Velsa.
“Eh, rafael? Velsa?” kata rahel. Rafael sama Velsa pun deketin rahel dan Morgan.
“Hel, lo.. lo pacaran sama Morgan?” Kata rafael sama velsa kompak.
“Kompak amat sih kalian?” kata rahel.
“Hel! Jawab dong!” kata rafael agak teriak marah gitu. Entah kenapa.
“Loh?! Kok marah sih Raf? Lo gak suka?” Kata rahel.
“Hel! Ini, ini coklat buat lo Hel! Ini surat juga buat lo! Gue mau
bilang, kalau gue suka sama kamu dari SMP!!!” kata Rafael, “Gue belum
bilang karena gue belum siap, dan gue merasa masih kecil untuk bilang
itu Hel! Tapi gue telat, lo udah sama Morgan. Apa lo gak nyadar klo
coklat ini itu tanda rasa suka gue?” Kata rafael.
“hah? Gue juga kasih rahel Coklat!” kata Morgan.
“Apa?” Kata rafael dengan nada yang bener-bener kaget. “Hel, gue cuman suka sama lo! Gak ada yang lain!” kata rafael.
“Hah? Tunggu.. tunggu.. Morgan lo suka sama rahel? Dan lo juga rafael?” tanya Velsa.
“Iya!” jawab rafael dan Morgan kompak! -_-
“Dan lo Hel, lo suka sama siapa diantara rafael dan morgan?” tanya Velsa.
“Gu.. gue suka rafael sama morgan, gue suka kalian berdua!” kata rahel.
“Hah? Astaganaga Rahel........ gue juga suka sama rafael sama morgan. Gue suka rafael semejak mausk SMA!” kata Velsa.
“Hah?” kata morgan, rafael, rahel kompak! -_-
“velsaaa... :’(“ kata rahel mau nangis.
“Nah loh?” kata morgan, rafael, velsa kompak. Ini kenapa kompak terus?! -_-
“Hell... gue udah pernah bilang kan sama lo kalo gue suka sama rafael!” kata velsa.
“Iyaa, tapi kalau gue sekedar suka kan gak papa, tapi rafael juga suka sama gue. Ini rumitt Vel!” kata rahel.
“Raf, lo serius cuman suka sama rahel?” kata velsa.
“Sorry, tapi iya!” kata Rafael.
“lo morgan?” tanya Velsa.
“Kaya rafael” kata morgan.
Gak taunya Velsa nangis karena cowok yang dia sukai suka sama sahabatnya sendiri.
“Velsa, aku gak tau. Perasaan ini muncul sendiri Vel!” kata Rahel.
“Please, maafin gue Vel!” kata Rahel.
Velsa cuman lari nangis, Rahel ngejar Velsa yang lari kearah taman.
“Ehh, kalian suka sama 1 cewek dong!” kata Dicky.
“Astaga.. yaudah diantara kalian siapa yang mau ngalah?” tanya bisma.
“kalian harus ada yang ngalah dong! Gak bakal selesai ini!” kata Reza.
“Iya tuh! Bener!” kata Rangga sama ilham kompak! Kompak lagi kan.. -_-
“Gan...” kata Dicky, bisma, reza, rangga, ilham kompak. Kompak lagi! -_-
“Lo ngalah ajalah.. banyak cewek suka sama lo loh! Kasihan rafael, kan cuman 2 cewek yang suka. Gak laku dia! :p” kata Dicky.
“Ehh! Enak aja yah lo Dick! Ada yang suka gue lebih dari lima!” kata rafael.
“Oh ya? Kenapa lo gak ngalah?” kata morgan.
“Gue gak mau!” kata rafael.
Rafael pergi ninggalin semuanya... kayaknya rafael stress deh sama
kejadian ini. Sementara rahel lagi bujuk Velsa buat maafin rahel, karena
perasaan rahel itu ketidaksengajaan.
Morgan? Dia lagi ngelamun.. ditemenin grombolannya. Morgan sama rahel gak jadi pacaran kalau gini lahh...
Velsa lari menuju gerbang depan sekolah. Diikuti rahel yang belum bisa lari cepet, sehingga ketinggalan agak jauh.
Di depan gerbang, rahel lihat mobil rafael yang jalan kenceng banget!
Rahel manggil velsa dan bilang kalau mobil rafael jalannya kenceng
banget. Tapi Velsa cuek.
Velsa malah kedalam lagi, mondar-mandir ini Velsa -_- Rahel ngejar Velsa
lagi, gak taunya ada suara keras yang mengagetkan semuanya termasuk
rahel dan velsa.
Rahel yang kagetnya minta ampun, ngelihat apa yang terjadi di jalan, karena suara itu dari jalan.
“Astaga Rafael!!!!” kata Rahel teriak kenceng banget sampe ngalihin perhatian velsa.
Velsa diam-diam ikutin rahel ke mobil rafael yang ternyata
Kecelakaan!!!!! Rafael nabrak tembok Sekolah!!!!!!!!!!! Mobilnya yang
bagian depan hancur!
“raf!!!!!” kata rahel teriak. Semuanya langsung mendekat dan mereka
berusaha ngeluarin rafael dari dalam mobil. Rafael dibawa kerumah sakit
yang gak jauh dari sekolah ini, deket banget malah! Cuman nyebrang.
Sekitar 1 jam rahel nungguin kabar dari dokter. Gak lama kemudian, dokter keluar dan mengabarkan kalau rafael sudah gak ada.
“Apa? Rafael meninggal? Gak mungkin Dok!” kata rahel yang nangis.
“Maaf, tapi rafael mengalami pendarahan yang cukup banyak di otaknya dan
dada-nya terlalu keras membentur setirnya sehingga sesak napas” kata
dokter.
Rahel pun nangis tersedu2, masih gak percaya kalau rafael udah
meninggal. Rahel berusaha bujuk velsa buat ngunjungi pemakaman Rafael
nanti sore, tapi velsa diam aja.
~SINGKAT CERITA~
Sekarang di pemakaman rafael, rahel bener2 gak nyangka kalau rafael udah
gak ada begitu aja. Karena stres, waktu pulang dari pemakaman, rahel
pun kenceng banget nyetir mobilnya. Ternyata Rahel gak sanggup ngelihat
sahabatnya itu meninggal karena dia, sehingga rahel berusaha mengikuti
apa yang dilakukan rafael. Rahel balik ke sekolah, setelah itu jalan
dengan kenceng se-kenceng-kencengnya. Sampe nabrak di tembok sekolah
tempat dimana rafael juga nabrak. Mobil rahel bagian depan juga rusak
sama seperti rafael.
Rahel juga masuk rumah sakit, begitu velsa dan morgan dapet kabar kalau
rahel masuk rumah sakit, mereka langsung buru-buru ke rumah sakit.
2 Jam kemudian, mereka dikabarkan kalau rahel udah gak ada. Rahel sama
kayak Rafael, Mobil-Tembok-Rumahsakit-pemakaman. Itulah rantainya.
Besok rahel pun dimakamkan.
~Saat pemakaman~
“Hel, maaf yah.. gue udah maaafin lo dari pertama kok! maafin gue yah” kata velsa.
End.
Thanks for reading. Silahkan follow author-nya @Cyelline1 dan kasih komentar yah, mention her :-)
Showing posts with label Others. Show all posts
Showing posts with label Others. Show all posts
Thursday, August 2, 2012
Happy 1st Anniversary SMASH_NESIA!!
Hari ini... Hari yang kita tunggu :)
1st Anniversary SMASH_NESIA.
Admin mau cerita sedikit nih *mulai ngedongeng* Pada suatu hari.. eh salah. Bukan cerita itu *krik abis* Jadi gini, kenapa kita annivnya pada tanggal 2 Agustus sedangkan tweeting since kita 30 April? Jadi dulu SMASH_NESIA ini itu bukan fanbase, tapi acc pribadi adek admin (owner) yang tweeting sincenya 30 April. Nah! Waktu itu pas admin pengen bikin fanbase SM*SH tapi twitter lag error gak bisa sign up. Jadi acc pribadi adek admin lah korbannya, daripada twitter itu nganggur mendingan admin bikin fanbase deh~ Dan bikinnya itu pada tanggal 2 Agustus 2011. Dan hari ini tanggal berapa? Ayo tebak anak-anak...
HELLYEAH!! TODAY IS OUR 1ST ANNIVERSARY. Baru ngerasain jadi admin itu sangatlah tidak gampang. Jangan kira fanbase ini mulus-mulus aja, kita juga pernah dapet masalah, sering dibully antis yang muncul dimention tapi gak tau dari mana asalnya, pernah juga dibully smashblast sendiri karena kita gak mau follback acc pribadi. Plis, kalo follow kita cuma mau minta follbacknya mendingan gak usah follow dari awal ya :-)
Dan jangan kira kita selama satu tahun ini udah pernah difollback MS. Satupun kita belum, dapet mention cuma sekali dari Cocoh waktu itu iseng-iseng berhadiah. Yang lainnya belum sama sekali, admin pun udah mentionan sama Smashblast udah seneng kok. Tugas bikin fanbase itu buat ngeshare info tentang idolanya, bukan buat mengharapkan followback.
Oiya, waktu itu kan ada project yah? Walaupun cuma sedikit yang ikutan admin udah seneng kok. Makasih buat yang udah berpartisipasi sama project 1st Anniv kita :-) Nih foto-fotonya..
by: @Afnanazizahhhhh
by: @cahyarahmani
by: @niikeendd28
by: @NKNMP
by: @Uci_Chici
by: @rahmarwdewi
by: @theetandt
by: @Filzah31800Faa_
by: Annymous alias gak tau-_- yang merasa ini punyanya mention ke @SMASH_NESIA
by: ......ini sebenernya karya admin kita juga, dia ikut-ikut project yang saya buat-_- tapi.. yasudahlah. Ini karya minY @yunitaes_dmp
Oke, itu dia karya-karya followers yang ikutan project 1st Anniv kita. Bagus-bagus kan? hehe. Wanna know the winner? Besok, cek avatar kita ;-)
Once again, HAPPY 1ST ANNIVERSARY SMASH_NESIA! AND THANKS FOR OUR LOVELY FOLLOWERS FOR THE SUPPORT.
Saturday, July 28, 2012
Fiction by @Kiki_RezAlways1 "Antara Dia Atau Dirimu"
"Annisa.."teriak Reza
"kenapa Za?"tanya Annisa
"Kekantin bareng yuk ?"ajak reza
"hmm..boleh deh"kata Annisa
Dikantin
"Eh Annisa.."kata Bisma
"Hay Bis"kata Annisa sambil senyum
"Eh Nis,tadi elo ke mana aja ?"tanya Dicky
"Gw tadi di Taman sekolah"kata Annisa
Annisa ini seorang cewek yang cantik,
baik,manis,pintar dia banyak disukai
sama anak cowok di SMA HARAPAN ini.
"Guys! mohon perhatian.nya"kata Reza,Reza lalu naik ke salah satu meja.
"Eh Za,lo mau ngapain ??"tanya Rafael
"Guys! gw mau jujur sama Annisa"kata Reza
"Lho kok gw sih Yas,Ril ?!"Tanya Annisa kepada
kedua sahabat.nya
"udah lo naik aja tuh keatas meja"saran Yasmine
"iya,daripada lo malu ?!"kata Nuril
"ehm..iya deh"kata Annisa,dngan wajah polos.nya
Annisa pun naik ke meja yang dinaiki Reza
"Lo mau jujur apa Za ?"tanya Annisa
"Nis,gw suka sama lo gw cinta sama lo gw sayang
bgt sama lo..lo mau gk jadi pacar gw ?"Kata Reza sambil
berlutut dihadapan Annisa
"...." blm sempat menjawab Dicky sudah memotong
jawaban dari Annisa..
"Gw juga mau jujur..Sebener.nya gw juga suka sama Annisa
Gw cinta bgt sama dia gw sayang dia..Annisa..Lo mau gk jadi cewek gw ?"tanya Dicky
yang sudah menaiki meja tersebut dan berlutut dihadapan Annisa sambil memegang
kedua tangan Annisa
"Hmm gw gk bisa ngasih jawaban
sekarang,gw butuh waktu.Dicky,Reza
kasih gw waktu yah..Dan buat semua makasih
atas perhatian.nya sekarang boleh bubar..Thx"
Kata Annisa
"Wooo..." teriak anak-anak yang
ada dikantin
Annisa,Dicky dan Reza pun
turun dari meja
"Sorry yah Za,Dick bikin lo berdua
malu"kata Annisa
"Gk papa kok..Gw tunggu
jawaban lo"kata Dicky dan Reza bersamaan
"Jiah..kompak amat"kata Rangga
"Ciee..Annisa..ditembak 2cowok sekaligus..ehem..ehem"kata Ilham belaga batuk
"Ih apasih lo Ham.."kata Annisa
Keesokan hari..
Dirumah Annisa
"Annisa sayang,itu didepan
ada teman kamu nunggu"kata mama.nya
Annisa
"Iya mah,aku berangkat dulu..Assalamu'alaikum"kata Annisa sambil nyium tanggan
kedua orangtua.nya
"Wa'alaikumsalam..hati-hati ya sayang"kata papah.nya Annisa
"iya pah"kata Annisa lalu keluar
Diluar..
"Eh Dicky..Pagi"kata Annisa sambil senyum
"Pagi juga Nis..brng yuk ?"kata Dicky sambil
membalas senyum dari Annisa
"hmm..boleh..thx yah Dick"kata Annisa senyum lagi
Disekolah..
"Thx yah Dick"kata Annisa yang mau turun dari
mobil Dicky tapi ditahan oleh Dicky
"Eh Nis,tunggu..Nih buat lo"kata Dicky sambil ngasih
sebuket bunga mawar merah dan satu buah boneka
Taddy Bear yang berwarna pink berukuran sedang..
"buat gw?"tanya Annisa binggung
"iya"kata Dicky sambil senyum
"hmm makasih yah..oiya gw duluan yah"kata Annisa sambil senyum manis
"Sama-sama"kata Dicky membalas senyum Annisa
Dikelas
"Eh..eh ini boneka sama bunga dari siapa?"tanya Nuril
"hehe dari Dicky,anter gw naruh ini di loker yuk?"ajak Annisa
"yuk"kata Yasmine
S
K
I
P
pulang..
"Annisa..pulang brng yuk??Eh eh ini boneka sama bunga dari siapa?"tanya Reza
"Dari Dicky..lucu yah boneka.nya"kata Annisa
"Hmm..Eh Nis,pulang bareng yuk ?"ajak Reza
"Emm..Boleh deh..Thx yah"kata Annisa
"Gk masalah"kata Reza sambil senyum
Didepan rumah Annisa..
"Eh Nis,nanti malam mau dinner bareng gk?"ajak Reza dngan penuh senyum
"Boleh..jam brapa?"tanya Annisa
"Nanti gw jemput jam 19.00 yah"kata Reza sambil senyum
"Sip (y) ..btw,thx yah"kata Annisa sambil senyum dan turun dari mobil Reza
19.00
Annisa sudah menunggu Reza
dengan dress berwarna putih
selutut dngan rambut yang diurai.
Sekarang Annisa terlihat sangat anggun
dan tentu.nya cantik
Tiin..tin..
suara plakson mobil Reza lalu Annisa langsng keluar
"Hay Za"kata Annisa yang sudah dipersilakan masuk kemobil
Reza
"Hay juga Nis"kata Reza penuh senyum
"Za..kita mau kemana?"tanya Annisa
"Ke Taman"kata Reza
sampai ditaman yang dimaksud Reza
"Za..taman.nya romantis bgt..
gw suka..ada lilin yg dibentuk love lagi..
romantis bgt Za"kata Annisa sambil senyum
"ini kan spesial buat lo"kata Reza
Selesai dinner..
"Nis,nih buat lo"kata Reza sambil memberikan
kalung dan boneka Taddy bear berwarna Coklat
yang cukup besar lalu Reza memakaikan
Annisa kalung itu..
"Thx bgt yah Za"kata Annisa sambil senyum
Keesokan hari..
"Guys! mohon perhatian.nya gw udah punya jawaban"kata Annisa dilapangan basket,disitu juga ada Dicky,Reza,Bisma,Ilham,Rangga,Rafael,Morgan,Yasmine,Nuril tentu.nya
"lo udh punya jawaban Nis?"tanya Dicky,Annisa hanya tersenyum
"Gw milih..Reza"kata Annisa
"Hah?lo milih gw? thx yah"kata Reza sambil memeluk Annisa
~TAMAT~
"kenapa Za?"tanya Annisa
"Kekantin bareng yuk ?"ajak reza
"hmm..boleh deh"kata Annisa
Dikantin
"Eh Annisa.."kata Bisma
"Hay Bis"kata Annisa sambil senyum
"Eh Nis,tadi elo ke mana aja ?"tanya Dicky
"Gw tadi di Taman sekolah"kata Annisa
Annisa ini seorang cewek yang cantik,
baik,manis,pintar dia banyak disukai
sama anak cowok di SMA HARAPAN ini.
"Guys! mohon perhatian.nya"kata Reza,Reza lalu naik ke salah satu meja.
"Eh Za,lo mau ngapain ??"tanya Rafael
"Guys! gw mau jujur sama Annisa"kata Reza
"Lho kok gw sih Yas,Ril ?!"Tanya Annisa kepada
kedua sahabat.nya
"udah lo naik aja tuh keatas meja"saran Yasmine
"iya,daripada lo malu ?!"kata Nuril
"ehm..iya deh"kata Annisa,dngan wajah polos.nya
Annisa pun naik ke meja yang dinaiki Reza
"Lo mau jujur apa Za ?"tanya Annisa
"Nis,gw suka sama lo gw cinta sama lo gw sayang
bgt sama lo..lo mau gk jadi pacar gw ?"Kata Reza sambil
berlutut dihadapan Annisa
"...." blm sempat menjawab Dicky sudah memotong
jawaban dari Annisa..
"Gw juga mau jujur..Sebener.nya gw juga suka sama Annisa
Gw cinta bgt sama dia gw sayang dia..Annisa..Lo mau gk jadi cewek gw ?"tanya Dicky
yang sudah menaiki meja tersebut dan berlutut dihadapan Annisa sambil memegang
kedua tangan Annisa
"Hmm gw gk bisa ngasih jawaban
sekarang,gw butuh waktu.Dicky,Reza
kasih gw waktu yah..Dan buat semua makasih
atas perhatian.nya sekarang boleh bubar..Thx"
Kata Annisa
"Wooo..." teriak anak-anak yang
ada dikantin
Annisa,Dicky dan Reza pun
turun dari meja
"Sorry yah Za,Dick bikin lo berdua
malu"kata Annisa
"Gk papa kok..Gw tunggu
jawaban lo"kata Dicky dan Reza bersamaan
"Jiah..kompak amat"kata Rangga
"Ciee..Annisa..ditembak 2cowok sekaligus..ehem..ehem"kata Ilham belaga batuk
"Ih apasih lo Ham.."kata Annisa
Keesokan hari..
Dirumah Annisa
"Annisa sayang,itu didepan
ada teman kamu nunggu"kata mama.nya
Annisa
"Iya mah,aku berangkat dulu..Assalamu'alaikum"kata Annisa sambil nyium tanggan
kedua orangtua.nya
"Wa'alaikumsalam..hati-hati ya sayang"kata papah.nya Annisa
"iya pah"kata Annisa lalu keluar
Diluar..
"Eh Dicky..Pagi"kata Annisa sambil senyum
"Pagi juga Nis..brng yuk ?"kata Dicky sambil
membalas senyum dari Annisa
"hmm..boleh..thx yah Dick"kata Annisa senyum lagi
Disekolah..
"Thx yah Dick"kata Annisa yang mau turun dari
mobil Dicky tapi ditahan oleh Dicky
"Eh Nis,tunggu..Nih buat lo"kata Dicky sambil ngasih
sebuket bunga mawar merah dan satu buah boneka
Taddy Bear yang berwarna pink berukuran sedang..
"buat gw?"tanya Annisa binggung
"iya"kata Dicky sambil senyum
"hmm makasih yah..oiya gw duluan yah"kata Annisa sambil senyum manis
"Sama-sama"kata Dicky membalas senyum Annisa
Dikelas
"Eh..eh ini boneka sama bunga dari siapa?"tanya Nuril
"hehe dari Dicky,anter gw naruh ini di loker yuk?"ajak Annisa
"yuk"kata Yasmine
S
K
I
P
pulang..
"Annisa..pulang brng yuk??Eh eh ini boneka sama bunga dari siapa?"tanya Reza
"Dari Dicky..lucu yah boneka.nya"kata Annisa
"Hmm..Eh Nis,pulang bareng yuk ?"ajak Reza
"Emm..Boleh deh..Thx yah"kata Annisa
"Gk masalah"kata Reza sambil senyum
Didepan rumah Annisa..
"Eh Nis,nanti malam mau dinner bareng gk?"ajak Reza dngan penuh senyum
"Boleh..jam brapa?"tanya Annisa
"Nanti gw jemput jam 19.00 yah"kata Reza sambil senyum
"Sip (y) ..btw,thx yah"kata Annisa sambil senyum dan turun dari mobil Reza
19.00
Annisa sudah menunggu Reza
dengan dress berwarna putih
selutut dngan rambut yang diurai.
Sekarang Annisa terlihat sangat anggun
dan tentu.nya cantik
Tiin..tin..
suara plakson mobil Reza lalu Annisa langsng keluar
"Hay Za"kata Annisa yang sudah dipersilakan masuk kemobil
Reza
"Hay juga Nis"kata Reza penuh senyum
"Za..kita mau kemana?"tanya Annisa
"Ke Taman"kata Reza
sampai ditaman yang dimaksud Reza
"Za..taman.nya romantis bgt..
gw suka..ada lilin yg dibentuk love lagi..
romantis bgt Za"kata Annisa sambil senyum
"ini kan spesial buat lo"kata Reza
Selesai dinner..
"Nis,nih buat lo"kata Reza sambil memberikan
kalung dan boneka Taddy bear berwarna Coklat
yang cukup besar lalu Reza memakaikan
Annisa kalung itu..
"Thx bgt yah Za"kata Annisa sambil senyum
Keesokan hari..
"Guys! mohon perhatian.nya gw udah punya jawaban"kata Annisa dilapangan basket,disitu juga ada Dicky,Reza,Bisma,Ilham,Rangga,Rafael,Morgan,Yasmine,Nuril tentu.nya
"lo udh punya jawaban Nis?"tanya Dicky,Annisa hanya tersenyum
"Gw milih..Reza"kata Annisa
"Hah?lo milih gw? thx yah"kata Reza sambil memeluk Annisa
~TAMAT~
Monday, July 9, 2012
Fiction by @peacereva "Dangerous Smile"
hello
aku @peacereva punya fanfict buat fanadicky , coba bayangin tokoh
'yefani' disini adalah kak aelke mariska yaaa... tapi terserah sih .
sebebas imajinasi kalian aja. happy reading^^
Surat
– surat itu aku simpan dengan sederhana di kaleng bekas biscuit.
Amplopnya berwarna merah jambu, lembut dan terasa halus bila aku
menyentuhnya. Semua itu adalah surat tanpa perangko yang tak
tersampaikan. Surat-surat yang tidak pernah aku kirimkan kepada
pemiliknya. Mungkin suatu saat dia akan membacanya, tapi ketika aku
sudah pergi dari dunia ini. Entah kapan.
Malam
ini aku telah membuat satu surat baru untuknya yang aku yakini akan
membuat kaleng biscuitku semakin
penuh dan susah ditutup. Tapi aku suka ketika mendengar decitan kaleng
berkarat itu. Suaranya seolah memberitahuku agar berhenti menulis surat.
Apakah kaleng berkarat itu juga mengerti apa yang aku rasakan? Meskipun
ia berkarat namun ia beruntung telah menemukan pasangan sejatinya yaitu
tutup kaleng yang sama-sama berbentuk bundar dan ukuran yang serasi .
Pasangan yang sudah Tuhan takdirkan untuknya karena sebagus , semewah
atau secemerlang apapun tutup kaleng yang lain tak akan bisa menjadi
pasangannya karena ukuran yang tak sesuai.
Aku menarik nafas dalam-dalam dan kembali membaca surat yang baru saja aku selesaikan.
Dear you…
Si
pemilik dangerous smile… Hari ini aku kembali melihatmu setelah dua
bulan kamu pergi meninggalkan rumah. Aku kembali melihat senyuman itu di
bibirmu… Senyuman yang selalu kau sunggingkan di manapun dan kepada
siapapun… Hari ini kamu terlihat lebih kurus.. Aku mengerti , mungkin
kamu terlalu kelelahan karena pekerjaan barumu
itu…
hw
Setiap
kali aku melihatmu di layar kaca , sungguh aku masih belum percaya
bahwa itu adalah kamu… Dicky Prasetya, kakakku . kamu yang dulu selalu
bermain bersamaku , sekarang telah menjelma menjadi seorang lelaki yang
digilai para remaja wanita. Kamu menari dan menyanyi bersama boyband-mu
yang diberi nama ‘smash’. Aku senang itu terjadi, karena dengan begitu
bukan aku saja yang menjadi korban ‘dangerous smile’-mu.
Kamu
yang paling bersinar diantara yang lain.. kamu bintang diantara bintang
–bintang itu.. Yang paling indah.. Yang paling berbahaya..
Aku
sangat senang dapat melihatmu di rumah ini.. Teman-temanku bilang bahwa
aku beruntung bisa mempunyai kakak seperti kamu.. Namun aku tidak
merasa demikian. Aku justru merasa terjebak dalam keadaan yang
seharusnya tak aku tempati. Seharusnya aku tidak ada disini, di keluarga
ini . Aku terkadang berharap terlahir di keluarga lain agar aku tak
usah menjadi adikmu. Mungkin menjadi wanita lain atau menjadi fans-mu..
Semuanya akan menjadi lebih wajar daripada ini.
Kehidupan yang lain… Another me . Another you..
Ku
lipat dan ku masukan surat itu ke dalam amplop berwarna biru muda.
Cantik sekali. Namun tetap saja berakhir di kaleng biscuit di laci meja
belajarku.
***
Aku
menghampiri Kak Dicky di balkon. Angin berhembus cukup kencang sore
ini. Kini aku berdiri disampingnya dan menatap lurus ke depan seperti
apa yang ia lakukan, menikmati pemandangan gunung di sore hari.
“Indah ya.” Suara itu kambali terdengar di telingaku.
“Hmm.” Gumamku.
Aku bisa merasakan angin menerpa mukaku dan
menggoyangkan rambut ku yang tidak terlalu panjang. Sesekali mataku
memincing menahan debu yang tertiup angin.
“Inilah
alasan mengapa aku meminta ayah untuk membangun rumah menghadap ke
gunung dan juga alasan mengapa aku meminta jendela persegi panjang di
kamarku tanpa disertai tirai. ” ungkap Kak Dicky. Ku lirik dia sekilas.
Poninya terusap ke belakang. Benar-benar cool…
“Kamu tau kenapa aku meminta jendela tanpa tirai?” lanjutnya.
“Kenapa?”
“Jendela itu seperti sebuah bingkai dan gunung ini adalah lukisannya. Lukisan yang telah Tuhan berikan gratis untuk kita.”
Aku
tersenyum kecil. Kak Dicky memang mempunyai selera seni yang berbeda
daripada yang lain. Ke-khassannya itu yang selalu berhasil membuatku
rindu.
Kami
masih berdiri tanpa memandang satu sama lain. Kami terlalu sibuk
menikmati pemandangan di hadapan
kami. Sinar senja itu memenuhi langit . Oranye , aku lebih suka
menyebutnya oranye daripada jingga. Karena jingga terlalu menyakitkan
untuk aku sebut. Jingga , kata itu seperti kata perpisahan antara siang
dan malam. Perpisahan yang memberikan kenangan buruk. Tapi langit itu
berwarna oranye , teduh , damai , ceria.
“Terkadang aku merasa takut tidak pernah melihat pemandangan ini lagi.” Ucap Kak Dicky.
“Aku juga takut tidak bisa kembali pulang ke rumah ini.” Sambungnya.
Pulang
ke rumah sepertinya menjadi hal yang paling kakak rindukan untuk
akhir-akhir ini. Karir yang menanjak memaksanya untuk jauh dari rumah.
Dua bulan kemarin ia dan boybandnya disibukkan oleh promosi di luar kota
dan luar negeri. Dia memang punya nasib yang baik. Dia terkenal ,
tampan ,digilai para remaja. Nama dan fotonya pun terpampang
dimana-mana.
“Kamu takut Yefa ?” Tanya Kak Dicky tiba-tiba.
Mataku mengerjap kaget. “Apa yang kamu takutkan untuk saat ini ?” Tanyanya lagi.
Hening.
Begitu hening sampai yang terdengar hanyalah suara angin. Kedinginan
itu menjalar dari kepalaku. Menyebar begitu cepat ke seluruh tubuh
ringkihku. Kurapatkan jaket rajut berwarna coklat tua yang aku kenakan.
Jaket yang berlengan panjang sampai tanganku tertutup lengan jaket ini,
yang terlihat hanyalah ujung-ujung jariku.
“Saat
ini yang aku takutkan adalah kakak pergi dan melupakan aku. Terkadang
aku merasa jauh dari kakak.” Ujarku , berusaha tak terdengar aneh.
Aku
bisa merasakan pundakku diputar dengan lembut. Kini aku berhadapan
dengan Kak Dicky. Kepalaku sedikit mendongkak melihat wajahnya. Mata
besar itu masih berwarna hitam bening. Wajah teduh itu kembali berada di
hadapanku. Ia tersenyum , membuatku merasa aman dan damai. Dua
tangannya menyentuh pipiku yang dingin. Sentuhan itu menyebarkan
kehangatan yang pelan-pelan menjalar menuju pipiku. Tangan hangatnya
yang halus masih seperti dulu. Benar-benar lembut tak berkeringat dan
tentu saja wangi.
Pelan-pelan
aku melihatnya mulai berbicara, “Kamu adikku dan selamanya akan
begitu.” Kata-kata itu membuatku tenang karena dia mengucapkan dengan
cara yang sangat aku suka. Namun apabila dipikir lebih lanjut ,
sebenarnya aku benci kata-kata itu. Kenapa aku harus menjadi adiknya?
Hanya adik?
Pipiku
mulai terlepas dari sentuhan itu. Aku melihatnya berlutut di depanku
dan berkata, “Yefanni Chan, maukah kamu menjadi adikku untuk selamanya?”
Tanya Kak Dicky layaknya seorang lelaki yang sedang mengutarakan
perasaan.
Aku
tersenyum melihatnya seperti itu. Benar-benar manis seperti permen. Aku
bisa merasakan mata sipitku semakin mengecil ketika aku tersenyum. Aku
juga melihat Kak Dicky tersenyum ,sepertinya dia senang melihat mataku
yang semakin mengecil. Aku mengangguk dan mengangkat badan Kak Dicky
agar ia segera berdiri.
“Tak perlu takut lagi ya , Yefa.” Ujarnya seraya merangkulku.
Aku
menghirup udara dengan keras seolah itu akan memenuhi paru-paruku dalam
sekali helaan. Aku berusaha sekuat tenagaku namun yang aku rasa
hanyalah nyeri, sesak. Akan tetapi rangkulan itu benar-benar
mempengaruhi pikiranku. Sesesak apapun namun aku tetap merasa nyaman dan
hangat berada di dalam rangkulan Kak Dicky. Oksigen itu masuk ke rongga
hidungku dengan sendirinya. Aku tidak mau membuatnya khawatir. Aku
merasa terlalu banyak membuatnya kerepotan. Jadi untuk kali ini biarkan
aku menanggungnya sendirian. Aku pasti bisa mengatasi sesak ini sendiri.
***
Ada yang berbeda dari makam malam kali ini. Ayah dan ibu pergi menghadiri undangan pernikahan rekan kerjanya. Jadi
hanyalah ada aku , Kak Dicky dan seorang wanita asing di meja makan.
“Kakak cantik ini namanya Cessy .” ujar Kak Dicky.
Aku melihat wajah Kak Cessy sekilas. Dia memang cantik.
“Cessy,
ini adikku namanya Yefanni.” Ujar Kak Dicky kepada Kak Cessy. Kak
Cessy melihatku dan tersenyum. Dia kemudian memandang Kak Dicky dan aku
secara bergantian lalu kembali tersenyum lebih lebar sampai aku bisa
melihat deretan behel di giginya.
“Kalian… ”Ucapnya sambil menggeleng tak percaya.
“Yefanni matanya sipit sekali sementara Dicky matanya besar. Kenapa bisa begitu ya?” Tanyanya sambil memiringkan kepala.
Aku
tersentak. Memang sepantasnya Kak Cessy menanyakan hal itu, justru aneh
apabila ia tidak menyadari perbedaan yang mencolok antara aku dan Kak
Dicky. Aku melihat Kak Dicky yang ada di sampingku seakan-akan
berdiskusi melalui tatapan mata tentang siapa yang akan menjelaskan
perkara ini. Bisa ku dengar Kak Dicky menghembuskan nafasnya dan mulai
berbicara pada Kak Cessy yang duduk berhadapan dengan kami. “Sebenarnya
kita bukan saudara
kandung.”
Aku melihat mata Kak Cessy terbelalak dan mulutnya sedikit menganga. “Oh.. ehm eee.. maaf ya?” Ucapnya.
“Oke. Wajar kamu menanyakan itu. Semua orang yang melihat kami pasti menanyakan itu.” Ujar Kak Dicky.
Aku
sadar , aku dan Kak Dicky memang sama sekali tidak mirip, mungkin
kesamaan diantara kami hanyalah kulit kami yang putih dan rambut yang
lurus.
“Makan malam kali ini aku memasak sushi saja. Maaf kalau ini tidak sesuai dengan selera Kak Cessy. ” Ucapku.
“Salah Kak Dicky juga tidak memberitahuku kalau kita akan kedatangan tamu.”
“Ah..
sebenarnya tidak usah repot-repot begini. Maaf ya Dicky , Yefanni. ”
Ucap Kak Cessy dengan mengangkat kedua tangannya dan menganggukan
kepala berkali-kali.
Makan
malampun dimulai. Aku bisa melihat Kak Cessy kesulitan menggunakan
sumpit. Aku tersenyum melihatnya. Padahal menyumpit sushi itu mudah
menurutku , bentuknya tidak terlalu kecil maupun terlalu licin. Tapi
mengapa Kak Cessy begitu kesulitan? Apa jangan –jangan ia hanya ingin
menarik perhatian Kak Dicky saja?
“Ah, sulit sekali rupanya.” Desahnya seraya mengetuk-ngetuk
sumpit pada piring. Sementara itu Kak Dicky menjulurkan tangan kanannya yang telah menyumpit sushi.
“Aaaa..
buka mulutmu.” Perintah Kak Dicky kepada Kak Cessy. Mulut Kak Cessy
terbuka dan melahap suapan sushi dari Kak Dicky. Aku tertegun
melihatnya, Kak Cessy tersenyum dengan mulutnya yang dipenuhi sushi.
Sementara itu Kak Dicky tertawa dengan renyah. Aku meneruskan
menyumpit sushi-ku dengan agak canggung. Memasukkannya ke mulut dengan
buru-buru. Aku menyumpit lagi tapi tak berhasil karena aku terlalu
gugup.
30 menit berlalu namun aku masih belum bisa mengetahui status
wanita yang Kak Dicky ajak makan malam . Kak Cessy itu siapanya Kak
Dicky? Temannya? Se-special itu kah Kak Cessy sampai Kak Dicky rela
repot-repot mengajaknya makan malam bersama.
“Ternyata penyakit ini mengantarkan aku
kepada jodohku.” Ucap Kak Dicky lalu menyesap teh hijaunya.
“Kalau dulu aku tidak sakit gigi , mungkin aku tidak akan bertemu dengan kamu, Cessy..”
Oh jadi mereka… Semuanya terasa semakin jelas untukku, rangkaian pertanyaan yang bercabang di otakku kini telah terjawab.
“Jadi..
dulu kita bertemu di saat mengantri di dokter gigi. Pada awalnya hanya
percakapan biasa namun akhirnya kita bertukar nomor ponsel. Hahaha ,
Lucu sekali ya.” Ucap Kak Dicky lagi.
“Kalau aku tidak memasang behel , mungkin aku juga tidak akan mengenalmu.” Timpal Kak Cessy.
Aku
mengerti, jadi mereka bertemu di dokter gigi , sebelum Kak Dicky
terkenal . Saling bercakap satu sama lain dan akhirnya… saling jatuh
cinta?
Aku
berusaha bertingkah senormal mungkin. Menenggak teh dengan normal ,
tersenyum kepada mereka berdua seakan-akan aku merestui hubungan mereka.
“Aku ke kamar ya? Kalian silahkan saja disini atau ehmm kemana pun kalian mau.” Ucapku, pamit. Mereka mengangguk.
“Tunggu!”
Aku
menoleh dan melihat Kak Dicky menjulurkan secangkir teh untukku. “Minum
ini, malam ini sangat dingin. Semoga secangkir teh bisa
menghangatkanmu.”
“Tapi aku sudah meminum satu cangkir tadi.”
“Untuk di kamarmu.” Aku menghembuskan nafas pelan, Kak Dicky memang perhatian walaupun kini di depannya ada kekasihnya.
“Terimalah..” Rengeknya. Baiklah , aku menerima teh itu, “Terimakasih , kak.”
Aku jadi berfikir, apa mungkin Kak Dicky takut aku mati kedinginan?
Aku
berpaling dan segera memasuki kamarku. Aku menutup pintu dan bersandar
di belakangnya. Tubuhku pelan-pelan merosot, terduduk di lantai yang
dingin dan berkilau ini. Aku merasakan nafasku bergetar . Aku menunduk ,
menggenggam cangkir teh dengan dua
tanganku. Menatap asap yang mengepul diatasnya. Dengan agak bergetar
aku menyesap teh itu. Kehangatan mulai menjalari tanganku namun
kedinginan lantai ini terasa lebih kuat. Aku benci pada diriku yang
tetap mencintai Kak Dicky. Kenapa aku harus sakit hati melihatnya dengan
wanita lain? Bukankah itu selayaknya terjadi? Ada yang salah pada
diriku. Aku meletakkan cangkir itu di lantai. Kuputuskan untuk menekuk
lututku dan memeluknya erat-erat. Yang aku pahami adalah ternyata aku
masih takut kehilangan Kak Dicky…
***
Tapi
waktuku bukanlah malam itu. Sekarang aku masih hidup dan hendak kembali
menulis surat tak tersampaikan. Di temani suasana malam yang hening dan
dentingan jam yang dapat aku dengar.
Dear you…
Aku
sangat bahagia bisa menghabiskan waktu bersamamu.. Kamu juga mampu
melindungiku dari segala kemungkinan yang terjadi… kamu selamatkan aku
dari kedinginan yang pelan-pelan menusuk tulang rusukku.. Menyerang
tubuhku yang lemah… Dari wajahmu aku bisa melihat ketakutan itu..
kekhawatiran yang biasa aku lihat bila kedinginan itu kembali muncul
menyerangku… sesak dan dingin adalah kengerian yang tubuhku harus
perangi. Apa kamu takut aku pergi begitu cepat..?
Namun kadang aku berfikir bahwa orang yang paling melindungiku justru adalah orang yang membuatku begitu sakit…
Kak Cessy… Dia wanita yang sangat beruntung… Aku yakin penggemarmu juga akan mengatakan hal yang sama.. Dia memang beruntung…
Suatu
saat kamu akan menikahinya… ya.. Memang itulah yang harus kamu
lakukan.. menikah dengan wanita yang kuat dan sehat… Agar anakmu juga
sama sepertinya..
Aku
semakin merasa bahwa waktu untuk kamu membaca surat-surat ini semakin
dekat.. Setidaknya itulah yang hatiku katakan padaku… Sebelum aku
kehilangan waktu dan kesempatan , maka sekarang aku akan mengungkapkan
bahwa aku mencintaimu.. Terserah kamu mau menerjemahkan cinta yang
seperti apa.. cinta sebagai saudara atau apa saja… Tapi kurasa perasaan
ini adalah perasaan cinta antara sepasang kekasih…
Sekali lagi terima kasih untuk semuanya… Terima kasih kak..
***
Hari
ini Kak Dicky konser di salah satu mall di kota kami. Aku ingin sekali
bisa pergi kesana . Aku ingin melihatnya tampil di panggung secara
langsung dan bukan
hanya lewat layar kaca.
Aku
melangkahkan kaki di dalam mall itu. Mataku menyapu sekitar dan
kutemukan panggung di tengah-tengah mall. Itu pasti panggung untuk
boyband-nya Kak Dicky. Langsung saja kulangkahkan kaki mendekati
panggung tersebut. Masih sepi, tapi aku sengaja diam disini agar bisa
menonton paling depan.
Lama
kelamaan penonton berdatangan. Dan disaat penonton sudah semakin banyak
, boyband smash-pun tampil. Sulit ku percaya apa yang sedang aku
saksikan. 7 orang pemuda tampan bersuara merdu tengah menari di hadapan
kami , begitu dekat. Aku dapat mendengar suara jeritan para remaja yang
cukup membuatku sakit telinga. Keadaan semakin parah ketika ada
personil yang mendekatkan dirinya ke arah penonton. Badanku terdesak ,
terdorong , terhimpit, sakit.. sakit sekali.. penonton itu berusaha
agar bisa meraih tangan idolanya. Sementara aku merasakan sakitnya
berada di keramaian seperti ini. Aku merasakan rambut coklatku basah
oleh keringat dingin. Kucoba menarik nafas namun yang kudapat hanyalah
kesesakkan… sakit… aku tak tahu wajahku seperti apa sekarang.. Apakah
menyeramkan seperti mayat hidup?
Ku
ikuti arus yang menyeretku , kubiarkan arus itu membawa badanku entah
ke kiri atau ke kanan. Pandanganku kabur sampai kurasakan orang di balik
pagar besi menarik tubuhku dari keramaian. Menyelamatkan aku dari semua
himpitan. Orang itu mungkin
security.
Aku
digendongnya dan ia berjalan meniggalkan keramaian panggung entah
kemana. Namun telingaku masih dapat mendengar lagu-lagu boyband Kak
Dicky. Mereka tetap bernyanyi. Dan dengan mata yang sedikit terbuka aku
melihat Kak Dicky sekilas. Apakah dia juga melihatku..? Namun yang
kurasa security itu berjalan semakin cepat hingga tibalah aku di sebuah
ruangan. Aku dibaringkan di sebuah sofa yang panjang. Aku dengar
orang–orang berteriak “Oksigen! Oksigen!”
Dengan lemas aku melihat langit-langit ruangan ini yang berwarna putih gading. Tangan-tanganku masih bergetar , kakiku
terasa dingin dan kesemutan. Tiba-tiba kudengar gemuruh seseorang yang menghampiriku dengan terburu-buru.
“Yefa, kamu kenapa sayang?” ujarnya, ketakutan.
“Kak Dicky,”ucapku disertai senyum. “Sakit, kak.”
“Kenapa kamu kesini ? Kakak bisa mengajakmu ke backstage kalau
kamu bilang terlebih dulu. Tidak usah ikut berdesakan seperti yang
lain.” Ujarnya , dari nadanya aku bisa mengetahui bahwa ia khawatir.
“Aku ingin diperlakukan seperti fans kakak yang lain. Bukan
dengan perlakuan istimewa. ” Jawabku.
“Tapi kamu itu berbeda Yefa! Ahhh…. ” Ia memalingkan wajahnya ke arah keramaian dan berteriak
“Oksigen ! tolong! Oksigen!!!”
“Kak..”
Ia menoleh “Apa?”
“Aku ingin kakak tersenyum.”
Matanya terbelalak , “Keadaan seperti ini kakak tidak bisa tersenyum , Yefa!”
“Aku mohon kak.. Aku ingin liat kakak tersenyum. Sebelum waktuku tiba.”
“Jangan berbicara seperti itu!”
“Kak..”
“Baiklah..”
Detik
itu juga aku melihat Kak Dicky memutar bola matanya seolah menahan air
mata. Bibirnya mulai tersenyum . kupandangi wajah itu inchi demi inchi
tanpa terlewat. Aku memandangnya lekat-lekat seolah tak akan melihatnya
untuk waktu yang amat lama. Aku takut… Aku takut pergi dan melupakan
senyuman itu.
“Terimakasih. Kak… di laci meja ada kaleng biscuit, kakak boleh melihat
isinya. Tapi ini rahasia diantara kita berdua saja ya? Jangan beritahu orang tua kita.”
Ia
hanya mengangguk. Aku mendengar suara teriakan bahwa ambulan sudah ada
di depan mall. Dengan cepat Kak Dicky mengendongku. Sepanjang jalan aku
dapat mendengar teriakan-teriakan para remaja. Mungkin mereka iri
melihat idolanya menggendong seorang gadis. Mereka tidak tahu aku ini
hanya adiknya.
Aku
dibaringkan di kasur ambulan yang
terasa keras. Selang oksigen itu mulai memasuki lubang hidungku. Kubuka
mata dan melihat Kak Dicky masih setia disampingku. Ia sesekali
mengusap dahiku. Mobil mulai melaju , aku merasakan ketenangan dan
kedamaian. Sesak dan dingin mulai menguap dari tubuhku. Kupikir aku
tidak akan merasakan semua kesakitan itu lagi. Saat itu juga kurasakan
badanku terasa ringan . Aku bagaikan melayang meniggalkan tubuhku yang
ringkih. Mata sipit itu kini terpejam untuk selamanya…
***
Dear you…
Aku tidak pernah menyalahkan pilihan mama. Ia memilih
papa-mu mungkin karena papa-mu tampan dan baik hati.. Aku juga merasa
mereka memang cocok…
Aku
juga tidak pernah menyalahkan kenapa pernikahan itu harus terjadi…
pernikahan antara papamu dan mamaku . Aku menerima itu semua…
Namun
aku yakin di kehidupan yang lain akan ada aku yang lain dan kamu yang
lain.. kita bukan lagi adik kakak. Ah iya, kamu sudah membaca semua
surat di kaleng itu kan? Bagaimana ? Menurutmu lucu? Apakah kamu tertawa
ketika membacanya ? Aku senang kini surat-surat itu telah
tersampaikan kepada pemiliknya. Tetaplah menjadi bintang yang paling
bersinar ya kak? karena kini akupun menjadi bintang disana… di langit
bersama bintang yang lain…
Kutunggu kehadiranmu disini , kak.
Bandung 13.32
25-06-2012
#fanadicky
#fanadickybandung #bandung #dickyprasetyo #dickyprasetya #dicky #cerpen
#smash #fanfiction #smashblast #cerita #peacereva #ceritapendek #sad
#love #story #boyband #bisma #karisma #yefaniChan
Subscribe to:
Posts (Atom)